galih blog's
On Minggu, 21 Juni 2009
DHAKA - Bangladesh mencoba cara yang unik dalam menghemat energi. Negara tersebut akan memundurkan waktu wilayah mereka satu jam lebih awal.
Dilansir melalui Reuters, Senin (22/6/2009), langkah ini merupakan rencana yang telah lama dikumandangkan oleh Syekh Hasina pada kampanyenya, sebelum ia dinobatkan sebagai perdana menteri Bangladesh. Ia pun membuat peraturan untuk memajukan waktu standar Bangladesh dari GMT +6 jam menjadi GMT +7 jam, di mulai pada tengah malam.
Dengan memajukan standar waktu ini, pemerintah Bangladesh mengestimasi mampu menghemat sekira 250 megawatt listrik dalam sehari. Menurut pemerintah, dengan memajukan standar waktu tersebut maka masyarakat tidak perlu menyalakan listrik sebagai penerang, dan lebih memilih untuk menggunakan cahaya alami yang terpancar dari bulan.
Langkah penghematan ini akan dilakukan pada 1 April 2010 dan akan kembali ke standar semula pada 1 Oktober di tahun yang sama. Pesatnya populasi di Bangladesh mengharuskan pemerintah mengalokasikan daya sekira 5.000 megawatt sehari. Padahal kemampuan daya yang dimiliki Bangladesh hanya 2.000 megawatt per hari. Diprediksi, pada 2011 kebutuhan daya di Bangladesh akan meningkat menjadi 8.000 megawatt per hari.
Bangladesh sendiri sebenarnya telah memiliki pembangkit listrik yang disupport oleh gas alam. Namun lama-lama jumlah gas alam di wilayah tersebut mulai menipis karena dibutuhkan sekira 250 juta kubik gas per hari.
Saat ini, tercatat hanya 45 persen dari total 150 juta penduduk Bangladesh yang memiliki akses penggunaan listrik.
0 komentar:
Posting Komentar